Setelah
diadakan penelitian secara ilmiah oleh para cendikiawan, keris merupakan bukti
hasil karya seni budaya tinggi. Budaya tersebut berakar dari teknologi
metalurgi yang sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa beberapa keris kuno
antara lain mengandung unsur-unsur logam seperti berikut ini :
- Fe (Fenum). Fenum atau besi merupakan unsur utama keris.
- Ti (titanium). Titanium dengan titik lebur lebih dari 2000 derajat Celsius merupakan salah satu unsur dari meteor yang digunakan sebagai pamor sehingga keris menjadi kuat, ringan, sangat tajam, dan antikarat.
- Sn (stannum). Stannum adalah timah putih yang memperindah pamor, memperkuat, memperkeras, dan menambah keuletan keris.
- Sb (stobium). Stobium ini berfungsi sama dengan timah putih.
- Cr (chrom). Chrom bersifat anti-korosi (stainlees steel).
- Cu (cuprum). Cuprum adalah kuningan yang berfungsi untuk menambah keindahan keris.
- Zn (zinc). Zinc adalah seng yang berfungsi untuk menambah keindahan keris.
- Ag (argentum). Argentum atau perak, dimaksudkan untuk menambah kecemerlangan pamor, keuletan, dan antokorosi pada keris.
- Ca (calsium). Calsium adalah sebagai pembersih untuk mengikat P (posfor) dan S (sulphurium) sehingga belerang yang terdapat dalam besi keluar dalam bentuk kerak.
- Ni (nickel). Nickel atau nikel digunakan sebagai bahan pamor, menambah kekerasan dan keuletan. Nikel banyak terdapat pada keris tangguh mataram.
- As (arsenikum). Warangan bersenyawa dengan permukaan bilah fe (fenum) menimbulkan warna hitam sehingga menghambat oksidasi dan mengeluarkan pamor keris.
Logam dasar yang digunakan dalam pembuatan
keris ada dua macam logam adalah logam besi dan logam pamor, sedangkan pesi keris
terbuat dari baja. Untuk membuatnya ringan para Empu selalu memadukan bahan
dasar ini dengan logam lain. Keris masa kini (nèm-nèman, dibuat sejak abad
ke-20) biasanya memakai logam pamor nikel. Keris masa lalu (tosan aji kuno)
yang baik memiliki logam pamor dari batu meteorit yang diketahui memiliki
kandungan titanium yang tinggi, di samping nikel, kobal, perak, timah putih,
kromium, antimonium, dan tembaga. Batu meteorit yang terkenal adalah meteorit
Prambanan, yang pernah jatuh pada abad ke-19 di kompleks percandian Prambanan.
Meteor adalah benda angkasa yang jatuh ke
bumi. Meteor akan habis terbakar akibat panas yang ditimbulkan dari pergeseran
dengan atmosfir. Hanya meteor besar yang tidak habis terbakar dan jatuh ke
bumi.
Dari penyelidikan
laboratorium diketahui bahwa pamor meteor antara lain mengandung Ti (titanium)
yang mempunyai titik lebur sangat tinggi, hampir 2000 derajat Celsius. Saat ini
titanium banyak digunakan untuk peluru kendali, roket, pesawat luar angkasa dan
teknologi canggih lainnya.
Titanium juga merupakan unsur yang
bersifat antikorosi, meringankan logam paduan dan mampu menambah kekuatan
paduan logam maka keris yang menggunakan bahan pamor dari meteor akan menjadi
sangat ringan, sangat tajam dan tidak mudah rusak meskipun sudah sangat tua.
Membuat keris dengan menggunakan bahan
pamor meteor juga dianggap sebagai perkawinan sakral antara Bapak Agkasa
(meteor) dan Ibu Pratala (unsur bumi). Dalam sebuah catatan di Perpustakaan
Radyapustaka Solo diungkapkan bahwa pada tahun 1784 jatuh sebuah meteor di desa
Prambanan Yogyakarta. Benda angkasa tersebut kemudian dibawa ke keraton Solo
pada tahun 1866 atas perintah Raja Pakubuwana, kemudian ditempatkan di
Bandengan dalam keraton Kasunanan sebelah timur dengan peringatan sengkala
Mantri Nembah Sebdaning Ratu (tahun alip 1793). Beberapa meteor yang tercatat
pernah ditemukan adalah :
• Pada
tahun 1869 di desa Cabe Rembang, Jawa Timur.
• Pada
tahun 1883 di desa Kedung Putri, Ngawi.
• Pada
Tahun 1884 di desa Jatipengtolan, Madiun.
• Pada
tahun 1919 di desa Joko, Rembang.
Keris yang mengandug pamor meteor biasanya sangat
indah dan cemerlang, berkesan wingit dan berwibawa. Pamor meteor sangat padat,
pori-porinya tidak tampak dan berwarna putih berkilat tetapi sejuk dan sangat
ringan.